Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) terus berupaya mengentaskan buta aksara yang masih mencapai 7.200 jiwa di daerah itu.
“Pasaman Barat sendiri tidak berhenti sampai pengentasan buta aksara saja. Namun, diteruskan dengan program lanjutan menjaga dan meningkatkan melek aksara dengan program yang ia sebut dengan nama “Gerakan Indonesia Membaca,” kata Bupati Pasaman Barat, Syahiran usai Peringatan Hari Aksara Internasional tingkat Provinsi Sumbar yang di Simpang Empat, Rabu (30/11).
Menurutnya, pihaknya harus teruskan dengan Gerakan Indonesia Membaca karena ini merupakan pesan utama yang ingin disampaikan melalui tema Peringatan Hari Aksara ke-51 kali ini.
Keaksaraan bukan hanya soal pendidikan namun juga investasi untuk menjamin masa depan yang berkelanjutan.
Ia mengatakan tujuan diselenggarakannya Peringatan Hari Aksara Internasional adalah untuk menggugah semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat luas agar bersama-sama menghadapi dan menyelesaikan persoalan tuna aksara secara serius.
Peringatan Hari Aksara Internasional ini diprakasai oleh Dinas Pendidikan Sumbar yang dipusatkan di Pasbar yang dihadiri oleh seluruh kabupaten/kota se-Sumbar.
Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit saat membuka HAI ke- 51 di Pasaman Barat mengatakan Provinsi Sumbar sudah melewati garis nasional untuk aksara, atau sudah 97 persen penduduk Sumbar sudah melek aksara.
Tinggal tiga persen lagi tugas pemerintah untuk menuntaskan buta aksara tersebut.
Untuk Kabupaten Pasbar buta aksara tinggal 1,3 persen lagi atau 7200 jiwa yang belum melek aksara.
Menurutnya data ini berdasarkan Badan Pusat Statistik. Namun, jika dilihat secara nasional Sumbar sudah jauh melampau target nasional dan pernah memperoleh angka terkecil untuk buta aksara.
Nasrul Abit menambahkan, walau angka penduduk buta aksara Sumbar tidak tergolong tinggi dan sudah mendekati ketuntasan, namun Sumbar tetap mengupayakan agar jumlahnya mencapai angka nol.
“Hampir 97% penduduk Sumbar saat ini sudah melek aksara. Namun, masih ada 20.116 penduduk buta aksara Sumbar yang tersebar di 19 Kab/Kota yang belum terlayani oleh Program Keaksaraan Fungsional.
Data ini mungkin berbeda dengan angka yang ada di BPS, karena angka ini merupakan hasil selisih dari Data Susenas 2010 dengan jumlah tuna aksara yang sudah terlayani sampai dengan tahun 2016.
Ia menyebutkan Peringatan Hari Aksara Internasional yang kali ini mengangkat tema “Literasi dan Vokasi untuk Pembangun Berkelanjutan” seyogyanya dapat dijadikan momentum untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan keaksaraan sebagai fondasi gerakan pemberdayaan masyarakat, tidak sekadar gerakan pemberantasan buta aksara semata.
“Memang, secara konstitusional, pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah. Tetapi secara moral, pendidikan adalah tanggungjawab setiap orang terdidik. Untuk itu, setiap kita bisa ikut memberikan kontribusi untuk meningkatkankan keberaksaraan di lingkungannya sesuai kapasitas dan peran sosial masing-masing,” ajaknya.
Ia mengimbau seluruh orangtua agar mengenalkan aksara sejak dini dengan merangsang ketertarikan anak pada bacaan. Nasrul Abit juga meminta sekolah dan institusi pendidikan untuk membuka diri dan menjadi Agen Perubahan Keberaksaraan, berkolaborasi dengan warga sekitar untuk mengelola kegiatan membaca baik di perpustakaan sekolah maupun di fasilitas publik lainnya.
Sementara itu, Direktur Keaksaraan dan Kesetaraan Ditjen Paud dan Dikmas Kemdikbud RI, Erman Syamsuddin memaparkan, Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat buta aksara dari 14,9 juta penduduk atau sekitar 9,55% pada tahun 2005, menjadi 5,6 juta penduduk atau sekitar 3,43% dari total penduduk Indonesia.
Sumbar sendiri, menurutnya masih terdapat kurang lebih 48 ribu penduduk buta aksara. Bagaimanapun, Erman mengatakan, angka ini jauh di bawah rata-rata nasional, dan untuk capaian tersebut, ia mengucapkan selamat.
“Dari data ini, kita bisa katakan Sumbar tergolong maju dalam pengentasan buta aksara. Sejauh ini, ada 11 Provinsi yang berada di atas rata-rata nasional. Sumbar sudah jauh di bawah rata-rata nasional,” ujarnya mengapresiasi.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Sumbar, Burhasman Bur menyatakan bahwa HAI tahun ini dilaksanakan di Pasaman Barat.
“Mudah-mudahan kedepannya jumlah buta aksara di Sumbar dapat berkurang. Tentunya dengan dukungan semua pihak,” katanya.