Anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang membidangi masalah pendidikan, Kesehatan dan sosial Hj. Emma Yohana mengunjungi Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar (29/03/2017).
Kunjungan tersebut untuk mendengarkan aspirasi Disdik mengenai pendidikan di Ranah Minang, khususnya terkait persiapan UN 2017. Karena Masih ditemukan penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN), karena itu diperlukan usaha untuk memperkecil bahkan meniadakan penyimpangan tersebut. Masalah UN tersebut menjadi pembahasan utama dalam rapat kerja Komite III DPD RI dengan Menteri Pendidikan Nasional.
dalam agenda Raker UN DPD RI bidang Pendidikan, Emma menyikapi setiap permasalahan seperti dilakukan sekolah untuk meluluskan siswanya, diantaranya membocorkan soal, memberikan jawaban, mengubah jawaban siswa setelah UN, serta menempatkan seorang siswa yang dianggap cerdas dalam ruang UN. Pada kunjungan kerja sebelumnya, Komite III menemukan beberapa masalah di daerah, diantaranya UN dianggap tidak sejalan dengan ujian yang ada pada UU Sistem Pendidikan Nasional; ironis jika UN digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaran pendidikan; UN tak sejalan dengan prinsip diversifikasi kurikulum, apalagi dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan; hanya beberapa pelajaran saja yang dianggap penting; serta UN dianggap bertentangan dengan otonomi daerah.
dikawatirkanadanya anggapan masyarakat yang berkembang di daerah mengenai UN sebagai satu-satunya penentu utama kelulusan. “Sebab syarat yang lain boleh tidak lulus, tapi kalau ujian nasional tidak lulus tetap tidak bisa.
Selain itu, Emma juga mendiskusikan mengenai pentingnya pendidikan ketahanan keluarga, sosialisasi 4 pilar NKRI dan narkoba kepada siswa. Kurikulum tersebut juga disambut baik oleh Disdik Sumbar. Sekretaris Disdik Bustavidia menyampaikan bahwasanya kurikulum tersebut akan berdampak baik pada peserta didik, karena di era modren saat ini, semakin banyak siswa yang beprilaku kurang baik karena kurangnya pendidikan non formal selain pendidikan formal. Emma berjanji akan melanjutkan permasalahan ini ketingkat nasional, demi kemajuan pendidikan di Ranah Minang yang menjadi daerah kelahirannya.