Sesudah membuka acara Sosialisasi Pembinaan dan Pengelolaan Tunjangan Guru dan Pengawas, Kepala Dinas Pendidikan menyebutkan bahwa dirinya merasa bangga terhadap terbitnya buku tentang Tuanku Nan Renceh ini.
“Alhamdulillah. Guru-guru kita sudah banyak yang membuat karya tulisan, salah satunya Irwan Setiawan dengan karyanya Tuanku Nan Renceh. Tentunya, buku ini akan bermanfaat besar bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai pahlawan-pahlawan bangsa yang berasal dari Ranah Minang,” jelasnya.
Ditambahkan Barlius, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat sangat bangga dan apresiatif terhadap banyaknya guru-guru yang telah menghasilkan karya tulis. Berbagai support dan peluang akan diupayakan agar guru-guru di lingkup Disdik Sumbar semakin semangat dan aktif berkarya.
Penulis buku Tuanku Nan Renceh 1780-1832, Irwan Setiawan mengatakan bahwa yang menjadi latar belakang dari penulisan buku bertemakan sejarah pahlawan adalah keinginannya dalam memperkenalkan sosok-sosok pahlawan nasional asal Sumatera Barat yang beberapa diantaranya masih terbatas dalam referensi.
“Semoga lewat tulisan ini saya bisa berkontribusi dalam memperkenalkan pahlawan- pahlawan yang berjuang di tingkat daerah dan lokal kepada generasi muda. Guru-guru bisa menampilkan sosok yang selama ini berjasa namun tak semuanya terdokumentasikan dalam sebuah buku. Semoga buku Tuanku Nan Renceh bisa memberi manfaat bagi pembaca,” ujarnya.
Buku Tuanku Nan Renceh 1780-1832 adalah biografi hidup Tuanku Nan Renceh dalam menghadapi konflik dengan kaum adat serta pemerintah kolonial Belanda. Tuanku Nan Renceh merupakan pimpinan Harimau Nan Salapan, suatu dewan pendobrak dan penggagas Perang Paderi, perang besar yang bergejolak di Sumatera Barat di awal abad XIX. Perang Paderi mampu memberi pengaruh terhadap revolusi peran tokoh budaya dan adat di Minangkabau serta perjuangan mengusir penjajah kolonial Belanda.