Sebanyak 48 calon asesor mengikuti Diklat pelatihan Asesor Mandiri bersama Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di Hotel Kawana, Padang dari 12 s/d 17 November 2019.
Diklat ini diikuti oleh guru SMK teknologi dan kejuruan kab/kota se – Sumbar yang nantinya diberi pelatihan dari master asesor dari BNSP yang dilakukan secara mandiri oleh guru SMK tersebut.
BNSP sebagai lembaga yang memiliki otoritas dalam menyiapkan asesor kompetensi menugaskan Rina Simbolon, Aiyub, Busmin Napitulu dan silvia sebagai master asesor/narasumber dan Kegiatan ini juga difasilitasi oleh LSP P2 Disdikprov Sumbar.
Peserta yang dinyatakan memenuhi syarat oleh master asesor akan direkomendasikan mendapatkan sertifikat asesor kompetensi oleh BNSP.
Diklat tersebut dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat (Kadisdikprov Sumbar) Adib Alfikri.
Dalam sambutannya, Adib mengapresiasi kegiatan tersebut apalagi kegiatan ini didanai secara pribadi oleh peserta.
“Saya apresiasi betul Diklat ini dari dana pribadi peserta ini tandanya guru mau bergerak untuk maju dan upgrade kemampuannya apalagi memang pendidikan kejuruan butuh para asesor yang dapat menguji lulusan SMK”, ungkap Adib.
lebih lanjut, Adib mengatakan apapun profesinya saat ini butuh bukti, yang membuktikannya adalah memiliki sertifikasi.
“Penyanyi saja untuk membuktikan ia penyanyi butuh sertifikasi, tukang bangunan juga butuh sertifikasi ahli bangunan, apalagi asesor juga harus didukung dengan adanya sertifikasi sebagai asesor yang kompetensi”, lanjutnya.
Adapun Adib menginstruksikan pada jajarannya agar dapat memasukan Diklat ini dalam anggaran dinas pada kegiatan tahun depan sehingga Diklat pelatihan asesor ini tidak dilakukan lagi secara mandiri oleh para guru, akan tetapi didukung penuh oleh anggaran pemerintah (Disdik Sumbar).
Sementara itu Kepala Bidang PSMK Disdik Sumbar, Joko Purnomo mengaku masih kekurangan guru SMK yang belum bersertifikasi sebagai asesor.
Ia pun mengatakan dengan perkembangan teknologi saat ini menjadi point utama yang harus diperhatikan guru sebagai asesor harus menyesuaikan dengan teknologi dan pengetahuan.
“Asesor harus bekerja keras mengikuti Iptek yang semakin pesat dan maju, dengan teknologi sekarang paling tidak asesor menguasai bidang itu,” harap dia.